Media pemerintah Korea Utara memberitakan penemuan sarang unicorn yang ditunggangi raja Korea zaman dulu. Namun, itu tidak berarti seisi negara itu hidup dalam sebuah dunia fantasi.
Faktanya, laporan tersebut adalah bagian propaganda yang kemungkinan diarahkan untuk menopang pemerintahan Kim Jong Eun, pemimpin muda Korea Utara, tutur Sung-Yoon Lee, seorang profesor yang meneliti tentang Korea di Fletcher School of Law and Diplomacy di Tufts University. Kemungkinan besar, warga Korea Utara tidak menerima laporan itu mentah-mentah, tutur Lee kepada LiveScience.
"Ini lebih ke arah simbolis," tutur Lee, menambahkan. "Menurut saya, warga Korea Utara tidak percaya semua itu, tetapi hal tersebut membawa nilai simbolis tertentu untuk identifikasi diri, bahkan mungkin gagasan budaya yang superior. Itu bisa meningkatkan kepercayaan diri."
Korea Utara saat ini bersiap melakukan uji coba peluncuran roket jarak jauh yang dianggap sebagai tindakan provokatif oleh Amerika Serikat dan kekuatan internasional lainnya.
Melegitimasi mitos
Menurut sebuah artikel berbahasa Inggris dari kantor berita Korea Utara, para arkeolog telah "menegaskan" bahwa sarang unicorn di Pyongyang adalah sarang unicorn yang ditunggangi Tongmyong, yang mendirikan Kerajaan Koguryo.
Kerajaan Korea kuno itu membentang di semenanjung utara dan tengah Korea serta timur laut Cina dan bagian selatan Rusia. Kerajaan itu didirikan antara abad 2 SM dan saat pergantian milenium.
Pengumuman sarang unicorn itu muncul hampir satu tahun setelah kematian Kim Jong Il, yang memerintah Korea Utara dari 1994 sampai kematiannya pada 17 Desember 2011. Kim Jong Il digantikan oleh putranya, Kim Jong Eun, yang berusia sekitar akhir 20-an dan tidak memiliki pengalaman kepemimpinan, tutur Lee.
Menghubungkan rezim Kim Jong Eun dengan raja pertama Kerajaan Koguryo itu memberikannya legitimasi yang tidak dia miliki, tutur Lee. Pemerintah Korea Utara menggunakan strategi yang sama sebelumnya. Sebagai contoh, mereka mengklaim situs pemakaman di dekat Pyongyang adalah makam Dangun, pendiri kerajaan Korea pertama, putra dewa dan beruang yang berubah menjadi wanita, menurut mitos penciptaan Korea.
Ada jenis hewan dari Asia yang dikenal sebagai unicorn, namun memiliki dua tanduk, bukan satu. Saola terlihat mirip seperti kijang, tetapi jarang terlihat.
Korea Utara yang berubah?
Penemuan sarang unicorn itu dikonfirmasi dengan ukiran di batu dari era Kerajaan Koryo antara 918 M dan 1392 M, menurut laporan tersebut. Penemuan itu bukan untuk mengonfirmasi unicorn nyata yang hidup, tetapi Pyongyang adalah ibukota Korea kuno.
Itulah klaim penting di semenanjung Korea yang terbagi, tutur Lee. Baik Korea Utara maupun Korea Selatan tidak ada yang mengakui pemerintah satu sama lain, sehingga klaim sejarah tentang munculnya Korea digunakan untuk menopang klaim Korea yang "sejati".
Propaganda Korea Utara juga telah membuat klaim supernatural tentang keluarga Kim yang mengatakan, misalnya, badai salju berhenti dan langit bersinar merah di atas gunung suci ketika Kim Jong Il meninggal.
Mitos-mitos aneh seperti itu sudah mulai berkurang, tutur Lee. Pemerintah memang "mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal" seperti Kim Jong Eun adalah seorang jenius di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan strategi militer, dan bisa berbicara dalam enam bahasa, namun para pejabat menghindari mendeskripsikan sifat magis sang pemimpin muda.
"Tampaknya Korea Utara kini sedikit lebih pemalu, lebih bertanggung jawab dalam mengikuti fakta-fakta, karena mereka mungkin menyadari lebih banyak informasi ada di dalam Korea Utara dan juga informasi mengenai Korea Utara yang dapat diakses oleh orang luar," tutur Lee. Description: Kisah Nyata dari Sarang Unicorn di Korea Utara Rating: 5 Reviewer: Bambang Gene ItemReviewed: Kisah Nyata dari Sarang Unicorn di Korea Utara
Sumber